Sikap Muslim Dalam Menghadapi Musibah
Alhamdulillah, shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya, amiin.
Saudaraku! Ucapkanlah:
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِى فِى مُصِيبَتِى وَأَخْلِفْ لِى خَيْرًا مِنْهَا
“Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan kamipun kepada-Nya
akan kembali. Ya Allah karuniakanlah kami pahala atas ketabahan kami
menerima musibah ini dan gantikanlah kami dengan yang lebih baik
dibanding apa yang telah sirna karena musibah tersebut.”
Kembali negara kita dirundung musibah. Saudara-saudara kita umat
Islam di negeri kita tercinta kembali mendapat cobaan. Gempa kembali
menghancurkan bangunan, perumahan dan merenggut jiwa sebagian saudara
kita dan melukai tubuh sebagian lainnya.
Jangan berkecil hati! Tetaplah berbaik sangka kepada Allah Ta’ala,
dan tabahkanlah hatimu. Percayalah, bila anda tabah menerima musibah
ini, tanpa keluh kesah, dan tetap berbaik sangka kepada suratan takdir
ilahi ini, niscaya Allah memberikan jalan keluar terbaik bagi kita dan
negeri kita. Bukan hanya jalan keluar yang terbaik, bahkan musibah ini
berubah menjadi nikmat.
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ
الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ {155}
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُواْ إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا
إِلَيْهِ رَاجِعونَ {156} أُولَـئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن
رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ . البقرة 155-157
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Inna
lillahi wa inna ilaihi raji’un.” Mereka itulah yang mendapatkan pujian
dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat
petunjuk.” (Qs. Al Baqarah: 155-157)
Saudaraku! Ummu Salamah
radhiallahu ‘anha mengisahkan: Aku pernah mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barang siapa ditimpa musibah, selanjutnya ia berkata:
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِى فِى مُصِيبَتِى وَأَخْلِفْ لِى خَيْرًا مِنْهَا
“Niscaya Allah melimpahkan pahala kepadanya dalam musibah yang
menimpanya itu dan menggantikannya dengan yang lebih baik dari apa yang
telah sirna darinya.” Dan tatkala suamiku Abu Salamah meninggal dunia,
akupun mengucapkan ucapan itu, sebagaimana yang diajarkan oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan ternyata Allah
menggantikanku dengan yang lebih baik dari Abu Salamah, yaitu Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Riwayat Al Bukhari)
Benar, setelah masa ‘iddah Ummu Salamah berlalu, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus utusan untuk melamar Ummu Salamah untuk dijadikan sebagai istri beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Allahu Akbar! Benar-benar pengganti yang lebih baik, dan bahkan tiada
yang lebih baik darinya. Betapa tidak, mendapat kehormatan menjadi
pendamping Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam semasa
hidupnya di dunia, menjadi belahan jiwanya di dunia. Dan sudah barang
tentu menjadi pendamping beliau di surga, di sisi Allah Ta’ala.
Benar-benar beliau Ummu Salamah
radhiallahu ‘anha mendapat karunia kebahagian di dunia dan akhirat.
Apa yang dialami oleh Ummu Salamah ini hanyalah contoh nyata dari apa
yang dijanjikan Allah Ta’ala kepada orang-orang yang bersabar.
Dan bila saudara bertanya: Bila demikian adanya, maka apa yang
mungkin kita peroleh sebagai ganti dari apa yang menimpa kita seklarang
ini; rumah rusak, harta benda hancur berantakan, kerabat luka-luka dan
mungkin meninggal dunia?
Jangan kawatir saudaraku! Ganti yang lebih besar telah Allah siapkan
untuk anda, bila anda benar-benar bersabar menjalani musibah ini. Anda
ingin tahu apa balasan yang telah menanti anda? Simaklah jawabannya dari
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam:
أُمَّتِى هَذِهِ أُمَّةٌ مَرْحُومَةٌ لَيْسَ عَلَيْهَا عَذَابٌ فِى
الآخِرَةِ عَذَابُهَا فِى الدُّنْيَا الْفِتَنُ وَالزَّلاَزِلُ
وَالْقَتْلُ. رواه أحمد وأبو داود وصححه الحاكم ووافقه الألباني
“Ummatku ini adalah ummat yang dirahmati, mereka semua tidak akan
disiksa secara menyeluruh di akhirat, siksa mereka hanyalah terjadi di
dunia, berupa berbagai kekacauan, gempa bumi dan pertumpahan darah yang
menimpa mereka.” (Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan dinyatakan sebagaihadits shahih oleh Al Hakim dan disetujui oleh Al Albani)
Saudaraku! Berbagai musibah yang silih berganti menimpa negeri kita,
adalah sebagai tebusan atas berbagai kemaksiatan yang akhir-akhir ini
merajalela di negeri kita. Pornografi, pornoaksi, riba, narkoba, tidak
membayar zakat, dan memakan harta haram.
Mungkin anda akan berkata: Mengapa anda kok begitu pesimis dan berburuk sangka terhadap masyarakat dan negara anda sendiri?
Saudaraku! Ketahuilah bahwa saya tidak sedang berburuk sangka dan
pesimis terhadap negeri dan masyarakat saya sendiri. Coba saudaraku
sekalian membandingkan keadaan negeri kita sekitar 20 tahun silam dengan
negeri kita sekarang. Jauh berbeda bukan?
Walaupun hati ini pilu, seakan hancur tersayat-sayat mengikuti berita
musibah yang demikian bertubi-tubi dan silih berganti. Akan saya masih
dapat menyaksikan sinar harapan yang tetap bercahaya bersama terbitnya
mentari di setiap pagi hari.
Betapa tidak, walau kemaksiatan dan kemungkaran telah begitu meraja
lela, akan tetapi Allah Ta’ala masih sudi menerima tebusan dari kita
yang terwujud dalam bencana alam.
Andai Allah Ta’ala talah menutup pintu harapan dari negeri kita,
niscaya Allah akan menunda semua musibah ini hingga di akhirat, dan
hanya siksa nerakalah yang menanti kita. Mungkinkah anda mengharapkan
kemungkinan ini yang menimpa negeri dan masyarakat anda?
Inilah sebagian dari hikmah yang dapat kita petik dari sikap Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam yang senantiasa memuji Allah, walaupun ditimpa kesusahan.
Sahabat ‘Aisyah
radhiallahu ‘anha mengisahkan: Dahulu Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bila mendapatkan hal yang beliau sukai, beliau mengucapkan:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ
“Segala puji hanya milik Allah Yang atas karunia-Nya segala kebaikan dapat terwujud.”
Dan bila mendapatkan hal yang tidak beliau sukai, beliau berkata:
الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ
“Segala puji hanya milik Allah atas segala keadaan yang menimpa.” (Riwayat Ibnu Majah, Al Hakim dan dinyatakan sebagai hadits shahih oleh Al Albani)
Semoga bencana yang bertubi-tubi dan musibah yang silih berganti ini
telah mengobarkan semangat dalam jiwa saudara sekalian untuk berjuang
merintis perubahan. Hanya dengan perjuangan saudara-saudara sekalianlah
negeri kita akan kembali makmur dan diselimuti oleh kemakmuran,
kerahmatan dan kedamaian.
ذَلِكَ بِأَنَّ اللّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِّعْمَةً أَنْعَمَهَا
عَلَى قَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِهِمْ وَأَنَّ اللّهَ
سَمِيعٌ عَلِيمٌ. الأنفال 53
“Yang demikian (siksaan) itu adalah karena sesungguhnya Allah
sekali-kali tidak akan merubah suatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya
kepada sesuatu kaum, pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah
Maha Pendengar lagi Maha Mengetahui.” (Qs. Al Anfaal: 53)
Dan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ النَّاسَ إِذَا رَأَوُا الْمُنْكَرَ لاَ يُغَيِّرُونَهُ أَوْشَكَ
أَنْ يَعُمَّهُمُ اللَّهُ بِعِقَابِهِ. رواه أحمد وابن ماجة وصححه الألباني
“Sesungguhnya masyarakat bila mengetahui suatu kemungkaran lalu
mereka tidak merubahnya, maka tidak lama lagi Allah akan menimpakan
hukuman kepada mereka semua.” (Riwayat Ahmad, Ibnu Majah dan dinyatakan sebagai hadits shahih oleh Al Albani)
Saudaraku! Kunci perubahan negeri anda ada di tangan anda, bagaimana
dan kapankah anda menggunakan kunci itu, sehingga negeri anda menjadi
negeri yang penuh dengan kerahmatan dan kedamaiaan?
Kapan lagi bila bukan sejak sekarang? Tegakkanlah nahi mungkar dan
sebarkanlah yang ma’ruf, niscaya bencana dan musibah yang selama ini
setiap menemani negeri kita akan menyingkir.
Penulis: Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri, MA hafidzohullah
Untuk melengkapi khasanah keilmuwan terhadap sikap kita dalam menghadapi musibah simak kajian yang sangat bermanfaat berikut:
Tema : Sikap Muslim Dalam Menghadapi Musibah
Pemateri : Ustadz Fariq Bin Qasim Anuz hafidzohullah